Namanya juga hidup, ada orang baik dan ada pula orang yang tidak baik. Itulah hukum alam yang tidak bisa dibantah. Bahkan ironisnya lagi meskipun kita sudah sangat hati-hati dalam berbicara dan bersikap, ada saja orang yang tidak menyukai. Intinya sebaik apapun kita pasti akan ada cela bagi mereka yang tidak menyukai.
Sebenarnya
hidup itu pilihan, mau jadi orang baik atau tidak itu merupakan hak
seseorang, karena sebab dan akibat dari pilihan itu sendiri akan
dirasakan oleh orang tersebut. Namun jangan lupa, kita sebagai mahluk
Tuhan yang bergelar hamba tidak bisa berbuat seenak diri sendiri, dan
bertingkah tanpa memikirkan bagaimana dampaknya bagi orang lain.
Kenapa
harus memikirkan orang lain, toh mereka juga tidak memikirkan kita, dan
sering menjahati kita? Pertanyaan itu seringkali muncul setiap kali
hati ingin bersikap bodo amat. Sebenarnya memikirkan dampak perbuatan
kita bagi orang lain bukan sebuah kebodohan, melain lebih kepada belajar
tidak egois dan hanya mementingkan diri sendiri. Kalau tidak, apa
bedanya kita dengan orang yang dianggap jahat.
Memang,
menjadi orang baik itu tidak mudah. Selain menahan diri untuk tidak
menjahati orang, kita juga menahan diri dari membalas perbuatan jahat
orang lain. dan yang lebih tidak mudah lagi, kita harus belajar membalas
keburukan orang lain dengan kebaikan.
Bayangkan, orang yang sudah menzolimi kita habis-habisan harus kita kasih hati dengan diperlakukan dengan baik. Sungguh ini bukan perkara mudah yang semua orang mampu melakukannya, mengingat banyak sekali orang yang kadang tidak hanya jahat, tapi juga tidak tau diri, udah dibaikin dan dimaafin malah semakin ngelunjak dan menginjak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar